Keren, Fitria Raih Penghargaan Rekor Developer Game Edukasi Termuda dan Terbanyak
DL/bandarlampung/pendidikan/20072024
---- Satu kata, Keren. Prestasi non akademik yang
saat ini banyak digeluti oleh anak-anak muda berbakat dari berbagai disiplin
ilmu baik olahraga, saint dan teknologi, dan kreatif lainnya.
Baru-baru ini Lembaga Prestasi Indonesia dan
Dunia (LEPRID) memberikan penghargaan kepada Fitria Khasanah siswi lulusan
SD Sukabumi yang saat ini melanjutkan belajar di SMP Gajah Mada dalam kategori
rekor prestasi sebagai Developer Game
Edukasi Usia Termuda Dan Karya Terbanyak.
Selain jago membuat game, Fitria juga pinter menari adat tradisional nusantara dan olahraga sepatu roda, beberapa kali mendapat juara 1 dalam event kategori di usianya.
Sudah ada puluhan Game online yang dapat diakses
lewat roblox, dan sudah 5 Game offline
edukasi yang telah dibuat Fitria, bahkan sudah rilis dapat ditemukan dan
diunduh lewat aplikasi playstore
android yaitu Jelajah lampung Berjaya, Lorong Toleransi, Dasyatnya Pancasila,
Petualangan Mancari Tuhan dan Rahasia Bangkitnya Nusantara.
Selain di android, game offline buatan Fitria
juga dapat instal dan dimainkan di komputer atau laptop.
Menurut Ketua Umum dan Pendiri Lembaga Prestasi
Indonesia dan Dunia yaitu Paulus Pangka,
Fitria Khasanah layak mendapatkan penghargaan rekor ini karena dinilai
berprestasi dalam pembuatan game edukasi online dan offline termuda dan
terbanyak.
“Jarang ada anak seusia anak-anak mau terjun ke dunia
developer game, terkait hal ini LEPRID mengapresiasi prestasi tersebut dengan
memberikan sertifikat penghargaan kepada Fitria Khasanah.” Katanya.
Diharapkan penghargaan rekor ini menjadi motivasi
anak-anak Indonesia untuk terus belajar dan berprestasi yang dapat membanggakan
orang tua, membanggakan sekolah dan membanggakan Indonesia.
Sementara itu, Fitria mengaku senang dan
bersyukur mendapatkan penghargaan rekor ini, dirinya tidak menyangka akan
mendapatkan apresiasi yang setinggi itu sebab dirinya masih ditahap belajar.
Diakui memang Fitria menyenangi game online sejak
kecil, pada awal munculnya game mobile
legend dirinya sudah mulai bermain game walaupun awalnya dulu dilarang oleh
orang tua, tapi karena bisa membagi waktu akhirnya diperbolehkan.
“Hobi main game
itu justru akhirnya justru didukung oleh orang tua dengan diikutkan berbagai
kursus desain 3D, kursus developer game
online dan offline.” Jelas Fitria
kepada media ini.
Sejak kelas 5 Sekolah Dasar Fitria sudah
diikutkan sertakan berbagai kursus seperti desain 3D seperti cara menggunakan
aplikasi blender dan kursus developer game online roblox studio, setelah itu
naik level belajar menggunakan construk dan Unity Engine.
Kuncinya utamanya ada di aplikasi blender, sebab
hasil dari 3D di blender itu dapat di gunakan di roblox dan engine Unity.
Jadi disamping kursus desain 3D dan Developer
game, bila ada waktu kosong juga nyoba nyoba buat desain dan buat game sambil nonton tayangan tutorial di Youtube untuk mengasah kemampuan dan
melatih jari jari supaya lancar mengetik di laptop.
“Walaupun banyak waktu untuk fokus untuk
pembuatan game, tapi belajar sekolah tetap menjadi prioritas. Kata orang tuaku,
yang penting asal bisa membagi waktu makan semua akan berjalan lancar.” Tutup
Fitria. (lis)
Comments